🦨 Gambar Senjata Tradisional Dari Aceh
Untukanda yang ingin mengetahui senjata tradisional 34 provinsi yang ada di. Nah, untuk pakaian adat aceh bagi. Download 34 Provinsi Di Indonesia Dilengkapi Dengan Senjata Tradisional Rumah Adat Pakaian Adat Lagu Daerah Galerikurikulum2013 from provinsi yang terdapat di indonesia memang memiliki perbedaan dalam hal
Nah di artikel kali ini kita akan membahas wacana keunikan rencong tersebut beserta beberapa senjata tradisional Aceh lainnya beserta gambar dan keterangannya yang sayang untuk dilewatkan. Senjata Tradisional Aceh Ada 3 senjata tradisional Nangroe Aceh Darussalam yang cukup dikenal di kancah Nasional, yaitu Rencong, Siwah, dan Peudeung.
ProvinsiNAD memiliki beberapa alat musik tradisional. Alat musik tradisional tersebut antara lain serune kalee, gendang (geundrang), canang, dan rapai. 1. SERUNE KALEE. Serune kalee adalah instrumen tiup tradisional sejenis klarinet. Alat musik ini terdapat di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar, dan Aceh Barat. Alat ini terbuat dari kayu.
BeliSenjata Tradisional Aceh Online terdekat di Dki Jakarta berkualitas dengan harga murah terbaru 2021 di Tokopedia! Pembayaran mudah, pengiriman cepat & bisa cicil 0%. Download Tokopedia App. Tentang Tokopedia Mitra Tokopedia Mulai
Bangunantersebut yaitu Meusanah, meuseujid. balai blang, janmbo blang, dan pondok pesantren atau jedah. Baca juga: Pakaian Adat Naggroe Aceh Darussalam Lengkap, Gambar dan Penjelasannya. Senjata Tradisional Aceh Lengkap Gambar dan Penjelasannya. Makanan dan Minuman Khas Aceh Lengkap Penjelasannya. Upacara Adat Aceh Lengkap Penjelasannya.
Novem. 0. 654. Rencong telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya TakBenda Indonesia dalam kategori Senjata Tradisional dari provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Rencong adalah simbol keberanian dan kegagahan ureueng Aceh. Perhatikanlah foto-foto jaman dahulu, banyak ditampilkan seorang laki-laki Aceh dengan rencong di
Pakaianini terdiri dari tiga bagian penting yang tak terpisahkan, yaitu bagian atas, tengah dan bagian bawah. Berikut ulasan lengkap dari 3 bagian penting dari Linto baro tersebut dan 1 senjata tradisional sebagai pelengkap: 1. Meukasah. Meukasah adalah pakaian adat Aceh berupa baju yang ditenun menggunakan benang sutra.
Pakaian rumah, tarian, dan senjata tradisional dari Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam . Kembali ke Pulau Sumatra Kembali ke daftar nama-nama propinsi . SEAsite Home Referensi
Biasanyasenjata adat sering bersamaan dengan baju daerah. Zaman dahulu senjata adat digunakan untuk melindungi diri, berburu dan untuk mengusir penjajah. Yuk, cari tahu bersama macam-macam senjata adat dan dari mana asalnya. Baca Juga: Soal dan Jawaban Tradisional Anak Materi Belajar dari Rumah, Senin 20 Juli 2020. 1. Aceh : Rencong, siwah
eEhGcUT. Provinsi Nangroe Aceh Darussalam atau Aceh sering dijuluki dengan sebutan “Tanah Rencong”. Tahukah Anda dari mana julukan ini berasal? Julukan “Tanah Rencong” berasal dari sebutan nama senjata tradisional Aceh yang sangat terkenal dan memiliki desain unik, yang bernama Rencong atau Rentjong. Nah, di artikel kali ini kita akan membahas tentang keunikan rencong tersebut beserta beberapa senjata tradisional Aceh lainnya beserta gambar dan keterangannya yang sayang untuk dilewatkan. Senjata Tradisional Aceh Ada 3 senjata tradisional Nangroe Aceh Darussalam yang cukup dikenal di kancah Nasional, yaitu Rencong, Siwah, dan Peudeung. Namun, di antara jenis senjata lainnya, rencong adalah yang paling unik. 1. Senjata tradisional rencong Selain berfungsi sebagai senjata, bagi masyarakat asli Aceh, rencong juga dianggap sebagai simbol identitas diri. Keberanian, ketangguhan, dan harga diri masyarakat Aceh terejawantahkan dalam bentuk dan desain senjata jenis belati ini. Menilik pada sejarahnya, rencong diketahui mulai digunakan sejak zaman Kesultanan Aceh, tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Ali Mughaya Syah. Di masa itu, rencong selalu diselipkan di pinggang sang Sultan Pertama itu, para Ulee Balang bangsawan, dan masyarakat sebagai sarana untuk mempertahankan keselamatan diri. Khusus untuk rencong kepunyaan Sultan Ali Mughaya Syah hingga kini masih dapat kita temui di Museum Aceh sebagai salah satu koleksi dan pajangan. Rencong tersebut memiliki pegangan dan serangka sarung yang terbuat dari emas atau gading. Sementara rencong yang biasa digunakan masyarakat umum biasanya dibuat dari kayu atau tanduk kerbau. Berdasarkan bentuknya, rencong sebagai senjata tradisional Aceh dapat ditemukan dalam 4 jenis, yaitu rencong meucugek, rencong meupucok, rencong pudoi, dan rencong meukuree. Rencong meupucok adalah rencong dengan gagang kecil di bagian bawah dan membesar ke atasnya. Gagang rencong bagian atas biasanya dibubuhi ukiran emas dan ujungnya diberi hiasan dari gading gajah atau tanduk. Rencong meucugek adalah rencong dengan gagang melengkung hampir siku ke arah mata rencong. Jenis rencong ini memiliki bentuk demikian agar memudahkan tangan pemegangnya dalam menggunakannya saat melakukan pembelaan diri. Rencong meukuree adalah rencong yang dilengkapi dengan ukiran di bagian matanya. Ukiran bisa berbentuk bunga, lipan, daun, ular, atau ragam flora dan fauna lainnya. Rencong pudoi adalah rencong biasa yang gagangnya tidak dilengkapi dengan variasi. Jenis rencong inilah yang banyak digunakan sebagai alat perlawanan rakyat Aceh saat berperang melawan penjajahan Belanda. Selengkapnya 35 Senjata Tradisional Indonesia dari Berbagai Provinsi 2. Senjata tradisional siwah Selain rencong, Aceh juga memiliki Siwah sebagai salah satu varian senjata tradisionalnya. Siwah sebetulnya memiliki bentuk dan fungsi yang nyaris serupa dengan rencong. Bedanya, siwah berukuran lebih besar. Di masa silam, siwah juga digunakan sebagai sarana perlindungan diri dan alat perjuangan melawan penjajahan Belanda. Namun, dapat juga ditemui senjata ini sebagai perlengkapan pakaian para Ulee Balang. Siwah yang digunakan para bangsawan tersebut biasanya dilengkapi dengan hiasan emas dan tahta permata pada sarung dan gagangnya. Berikut ini adalah gambar siwah sebagai salah satu senjata tradisional Aceh yang kini cukup sulit ditemukan. 3. Senjata tradisional peudeung Senjata tradisional Aceh lainnya yaitu Peudeung atau Pedang Aceh. Senjata ini umumnya digunakan sebagai pelengkap dalam pertarungan. Jika biasanya rencong digenggam di tangan kiri sebagai alat tikam penusuk, peudeung digenggam di tangan kanan sebagai alat pengalih perhatian sekaligus untuk pencincang dan pentetak tubuh lawan. Gambar di bawah ini adalah gambar dari peudeung Aceh yang bisa menjadi gambaran bentuk atau wujud senjata ini. Berdasarkan bentuk gagangnya, peudeung aceh dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu peudeung tumpak jingki, ulee meu-apet, dan ulee tapak guda. Peudeung tumpang jingki memiliki bentuk gagang seperti mulut yang terbuka, peudeung ulee meu apet memiliki gagang yang terdapat penahan apet agar tidak mudah lepas, sementara peudeung ulee tapak guda memiliki gagang yang menyerupai telapak kuda. Nah, itulah 3 senjata tradisional Aceh beserta keterangan dan gambarnya yang bisa kami sampaikan di artikel kali ini. semua senjata tersebut memiliki nilai sejarah dalam perkembangannya, sejak mulai digunakan sebagai alat pertahanan diri, pelengkap pakaian adat, hingga sebagai senjata untuk berperang melawan penjajah. Sudah seharusnya kita melestarikan senjata-senjata tersebut supaya tidak punah hilang ditelan zaman.
Senjata Tradisional Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sering disebut dengan julukan "Tanah Rencong". Sebutan Tanah Rencong berasal dari sebuah senjata tradisional yang digunakan oleh masyarakat Aceh. Senjata tradisional tersebut bernama rencong, yang memiliki bentuk dan cirikhas unik pada senjata tradisional masyarakat Aceh ini. Selain senjata tradisional rencong, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam juga memiliki beberepa jenis senjata tradisional lainnya. Berikut ini ulasan tentang senjata tradisional yang terdapat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Senjata Tradisional Rencong Rencong adalah senjata tradisional Aceh. Bentuknya menyerupai huruf L. Namun, bila dilihat lebih dekat bentuknya merupakan kaligrafi tulisan Bismillah. Rencong termasuk dalam kategori dagger/belati bukan pisau ataupun pedang. Ada empat jenis rencong yang menjadi andalan masyarakat Aceh yaitu rencong meueugek, rencong meupucok, rencong pudoi, reuncong meukure. Rencong memiliki tingkatan. Rencong untuk raja atau sultan biasanya terbuat dari gading sarung dan emas murni bagian belatinya. Adapun rencong-rencong lainnya biasanya terbuat dari tanduk kerbau ataupun kayu sebagai sarungnya dan kuningan atau besi putih sebagai belatinya. Senjata Tradisional Siwah Senjata ini sejenis dengan rencong yang juga merupakan senjata untuk menyerang. Bentuknya hampir sama dengan rencong, tetapi siwah lebih besar dan panjang, melebihi rencong. Siwah sangat langka. Selain, karena harganya yang mahal, siwah bagian dari perlengkapan raja-raja atau ulebalang-ulebalang. Siwah yang telah diberi hiasan emas dan permata pada sarung dan gagangnya lebih berfungsi sebagai perhiasan daripada sebagai senjata. Senjata Tradisional Tombak Meujanggot Gagang tombak ini terbuat dari kayu. Bilahnya terbuat dari besi dengan ukiran motif lingkaran, segitiga, dan persegi panjang. Panjangnya sekitar 200 cm. Pangkal teubueng di antara gagang dan bilah disematkan potongan kain dan ijuk menyerupai jenggot. Tombak ini biasa digunakan sebagai perlengkapan upacara/lembaga kebesaran raja. Selain rencong dan siwaih, bangsa Aceh juga memiliki beberapa senjata khas lainnya. Salah satunya adalah peudang pedang. Berdasarkan daerah asalnya, di Provinsi NAD dikenal beberapa macam pedang, yaitu peudang habsyah dari negara Abbsinia, peudang portugis dari Eropa Barat, dan peudang turki dari Turki. Adapun senjata khas lainnya, antara lain sikin panyang, klewang, dan peudang oon teubee. Baca juga
Naggroe Aceh Darussalam NAD termasuk provinsi yang memiliki banyak senjata tradisional sendiri, diantaranya ada rencong, siwaih, peudeung, kliwang, dan lain-lain. Berbagai senjata tradisional tersebut saat ini tidak lagi memegang fungsi sebagai alat perang, melainkan bergeser sebagai warisan budaya dan pelengkap pakaian adat. Beberapa juga digunakan sebagai properti bela diri seperti senjata tumbuk lada di Aceh Tamiang. Bagaimana gambar dan penjelasannya setiap senjata tradisional Aceh tersebut? Ulasan lengkapnya ada di bawah ini, ya! Macam Macam Senjata Tradisional Aceh 1. Rencong2. Peudeung3. Kliwang4. Siwaih5. Amanremu6. Aruk-aruk 7. Tarah Bajoe 8. Tumbuk Lada 1. Rencong Iqbal M. Umar 2013 Rencong adalah salah satu sebagai senjata tradisional Aceh paling terkenal , dan membuat provinsi ini juga dijuluki Tanah Rencong. Menurut sejarah, rencong mulai dipakai pada masa kekuasaan Sultan Mughayatsyah yang berkuasa di Kerajaan Aceh tahun 1514 sampai 1528. Iqbal M. Umar 2013 Berdasarkan latar belakang Aceh yang merupakan salah satu daerah berbasis ajaran Islam kental, maka bentuk senjata daerahnya pun banyak dipengaruhi dengan filosofi religius. Bentuk dan konstruksi rencong dibuat sedemikian rupa membentuk huruf dari ejaan kata Bismillah Ba, Sin, Mim, Lam, Ha. Dimulai dari ganggang rencong, bentuknya dibuat memiliki lekukan di ujung dan menebal sebagai representasi huruf hijaiyah Ba ﺏ. Kemudian ganggang bagian tengah, yang biasa menjadi daerah genggam dibentuk menyerupai huruf Sin ﺱ. Pangkal bilah yang menancap membentuk huruf Mim م. Bentuk dasar bilah rencong yang menyerupai belati membentuk huruf Lam ل. Dan terakhir, ujung bilahnya yang melengkung dibuat mirip seperti huruf hijaiyah Ha هـ. Iqbal M. Umar 2013 Menurut adat dan kebiasaan di Aceh, arah hadap dalam penggunaan rencong harus mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan. Pada kondisi bahaya, arah hadap rencong dibawa dengan cara ujung gagangnya menghadap ke bawah. Hal ini akan membuat sisi tajam bilah berada di atas dan bisa digunakan untuk mempertahankan diri. Posisi ini juga membuat lafadz Bismillah pada rencong menjadi tidak terbaca. Artinya pada kondisi terburuk ketika rencong harus menghunus lawan, hal tersebut tidak mengatasnamakan Allah. Sedangkan pada kondisi normal, sebagai contoh pada pesta pernikahan, rencong harus dibawa dengan posisi ganggang menghadap ke atas dan sisi tajam berada di bawah. Gaya ini menjadikan lafadz Bismillah terbaca dengan jelas sebagai pengingat bahwa kegiatan harus dimulai dengan bacaan basmallah. Jenis-jenis rencong terbagi menjadi empat berdasarkan karakteristik gagangnya, dan keterangannya adalah sebagai berikut. 1. Rencong Meupucok Iqbal M. Umar 2013 Meupecok adalah jenis rencong yang masuk senjata golongan atas bagi rakyat Aceh. Hal ini merujuk pada fungsinya yang dahulu hanya diperuntukkan sebagai senjata para sultan, sedangkan sekarang lebih difungsikan untuk mendukung kegiatan adat. Keunikan senjata tradisional ini terletak pada pangkal bilah di atas gagang yang terdapat pucuk dari bahan emas murni. Ciri-ciri bentuk gagang rencong berbentuk kecil di bagian ujung dan menggembung pada bagian atas dekat dengan pangkal. Pada pangkal gagangnya dibubuhi motif tumpal pucuk rebung bambu berbahan emas dan permata. Secara keseluruhan rencong meupucok didominasi oleh warna kuning emas dengan aksen hijau sebagai identitas kerajaan. Hal ini karena kedua warna itu hanya boleh digunakan oleh ahli waris Kerajaan Aceh sebagai simbolisasi bahwa kerajaan mampu memberikan kehangatan tercermin dari warna kuning dan kesejukan warna hijau kepada rakyatnya. Keistimewaan lain dari rencong meupucok ini adalah sarungnya yang terbuat dari gading gajah sebagai penanda kepemilikan sultan, sebab rencong biasa bahan untuk sarung terbuat dari tanduk kerbau atau kayu. Panjang total dari jenis rencong ini sekitar 30 cm. 2. Rencong Meucugek Iqbal M. Umar 2013 Iqbal M. Umar 2013 Iqbal M. Umar 2013 Penamaan rencong meucugek berdasarkan pada komposisi senjatanya yang memiliki cugek, yaitu suatu perekat sekaligus penahan pada gagang pegangan. Gagang ini melengkung ke arah mata rencong hingga 90º atau sekitar 8-10 cm. Cugek ini memberikan kekuatan pegangan saat rencong digunakan sehingga tidak mudah lepas dari tangan. Penggunaan rencong meucugek sangat terkenal sebagai alat tikam andalan untuk melawan penjajahan Belanda. 3. Rencong Meukuree Detail kuree pada rencong maukuree. sumber Iqbal M. Umar 2013 Berbeda dengan jenis rencong lain yang dibedakan berdasar bentuk gagangnya, rencong meukuree dibedakan karena memiliki mata rencong yang unik. Mata rencong dibubuhi hiasan bermotif akar kayu, bunga dan gambar hewan sehingga menghasilkan senjata tradisional yang indah. Motif atau guratan yang disebut kuree ini terbentuk secara tidak sengaja selama proses pembuatannya. Oleh karena itu desain motifnya terbentuk secara alami dan tidak semua rencong memilikinya. Rencong meukure yang baru biasanya baru memiliki jumlah kuree yang sedikit, dan akan bertambah seiring lamanya penyimpanan rencong. Masyarakat Aceh percaya kuree memiliki kekuatan magis, sama seperti pamor pada keris jawa. 4. Rencong Pudoi Iqbal M. Umar 2013 Pudoi dalam bahasa Indonesia berarti tidak sempurna atau hanya setengah. Ketidaksempurnaan ini terlihat dari bentuk gagangnya yang lebih pendek dan tidak berleku seperti jenis rencong lain. Hal ini karena rencong pudoi adalah bentuk modifikasi dari rencong muecegek sebagai bagian tak tik untuk mengelabui Belanda. Rencong Pudoi zaman itu diselipkan pada bagian pinggang yang tertutup kain sarung sehingga tidak dapat diketahui oleh Belanda. Bilah rencong pudoi memiliki sisi tajam dan tidak tajam yang dibatasi oleh tebal dan tipisnya tempaan besi. Sisi tajam pada rencong terdapat pada bagian yang ditempa tipis dan berada di ujung bilah. Bentuk rencong pudoi dimaknai sebagai filosofi prinsip keseimbangan di Aceh yaitu disimbolkan pada ujung rencong yang menyerupai api, dan ujung gagang yang membentuk tetesan air. Karena adanya simplifikasi pada ganggang, rencong pudoi tidak dimanfaatkan untuk alat perang seperti jenis lain, melainkan dipakai sebagai pelengkap pakaian adat. 2. Peudeung Peudeung Zulpaka Aceh. Sumber Senjata tradisional peudeung aceh berasal dari bentuk dasar sikin panyang senjata tradisional Sumatera Utara. Senjata ini merupakan jenis pedang sebagai alat penyerang yang mulai banyak diproduksi di Aceh ketika perang aceh meletus. Bersumber dari wikipedia, mulanya sikin payang yang diadopsi ke Gayo diberi nama luju naru, baru pada perkembangannya disebut dengan peudeung. Pada dasarnya peudeung berbentuk pedang lurus bermata pisau hanya di salah satu sisinya saja. Panjang keseluruhannya sekitar 70-79 cm, dengan 25 cm bagiannya berupa gagang. Ciri khas dari senjata ini berada pada ujung gagangnya membentuk huruf Y, yang kemudian mengalami modifikasi dan menghasilkan beberapa jenis peudeung. Berikut ini adalah jenis-jenis peudeung Aceh dan keterangannya. 1. Peudeung Tumpang Jingki Peudeung Tumpang Jingki memiliki gagang berbentuk mulut yang terbuka dan menahan benda di atasnya. Bilahnya terbuat dari besi sedangkan gagangnya berasal dari tanduk hewan. Panjangnya kurang lebih 70 cm dan memiliki bobot senjata yang lebih berat. 2. Peudeung Ulee Meu-Apet Pembeda pada peudeung Ulee Meu-Apet adalah adanya penahan yang disebut apet. Apet ini berfungsi sebagai penahan genggaman tangan sehingga tidak mudah lepas. 3. Peudeueng Ulee Tapak Guda Peudeung ulee tapak guda didesain dengan gagang membentuk telapak kaki kuda. Gagangnya diambil dari tanduk hewan dengan panjang bilahnya kurang lebih 72 cm. 3. Kliwang Kliwang adalah bentuk modifikasi dari senjata tradisional Klewang dari Sumatera Selatan. Hanya saja pada kliwang Aceh, desainnya dibuat lebih ramping. Klewang ini merupakan perpaduan golok dan pedang yang dibentuk sedemikian rupa. 1. Kliwang tauhaj gejong Kliwang tauhi gejong mempunyai panjang sekitar satu meter dengan ujung yang menebal dimulai dari pangkalnya. 2. Kliwang lipeuh ujong Kliwang lipeuh ujong memiliki ukuran yang lebih pendek daripada jenis tauhi gejong, yaitu sekitar 90 cm. Ketipisan bilahnya merata dari ujung sampai pangkalnya. Bagian tajam dari kliwang berada di punggung yang dekat ujung. 4. Siwaih Siwaih atau siwah adalah salah satu jenis senjata tradisional Aceh yang memiliki model menyerupai rencong. Siwaih berukuran lebih panjang dan lebih besar apabila dibandingkan dengan rencong. Peruntukannya adalah untuk para raja, sultan dan ulebalang yang dicirikan dari ornamen hias pada gagang dan sarungnya yang berbahan emas dan permata. Sama seperti rencong meupecok yang diperuntukan untuk sultan, siwaih ini juga memiliki sarung senjata yang terbuat dari gading gajah, suasa, perak ataupun kayu pilihan dengan kualitas paling bagus. 5. Amanremu Amanremu merupakan senjata tradisional bertipe pedang yang digunakan oleh masyarakat Gayo, Aceh Tengah. Panjang bilahnya sekitar 75 cm dengan karakteristik pangkalnya lebih kecil daripada bagian ujung. Uniknya sisi tajam dari amanremu hanya berada di bagian mata pedang bagian tengah bilah. Gagangnya berlekuk kecil dengan membentuk bulatan di bagian ujung. Sedangkan sarung pedangnya dibuat dari kayu mengikuti pola bilah. Senjata tradisional ini berfungsi untuk mendukung kegiatan berburu. 6. Aruk-aruk Masih berasal dari daerah yang sama dengan mmanremu, aruk-aruk juga merupakan senjata tradisional suku Gayo. Aruk-aruk biasanya digunakan sebagai alat dukung berburu hewan di hutan. Aruk-aruk ini merupakan jenis tombak dengan panjang gagangnya sekitar dua meter. Keunikannya terletak pada mata tombaknya yang dibuat dengan bentuk bulat. 7. Tarah Bajoe Tarah bajoe adalah salah satu jenis senjata tradisional serupa kelewang yang digunakan khususnya oleh masyarakat Aceh Barat. Tarah bajoe memiliki panjang sekitar 75 cm dengan bagian tajam berada di mata bilahnya. Bagian punggung bilah dibuat melengkung seperti cermin cembung. Gagangnya dibuat dari tanduk hewan biasanya kerbau atau juga bisa berbahan kayu keras. Ornamen hias berupa ukiran ditambahkan pada gagang tarah bajoe untuk memberikan keindahan dan kekhasan pada senjata tradisional ini. 8. Tumbuk Lada Tumbuk lada adalah senjata tradisional yang berasal dari Aceh Tamiang, sebuah daerah yang langsung berbatasan dengan Langkat, Sumatera Utara. Tumbuk lada menjadi senjata khas dari suku Tamiang yang berbentuk pisau panjang. Saat ini senjata tumbuk lada digunakan untuk melengkapi silat Rencah tebang sebagai salah tarian khas dari daerah ini. Bahkan, logo ulang tahun yang dilansir resmi oleh kabupaten Aceh Tamiang tahun 2019 menampilkan senjata tumbuk lada ini. Ornamen Hias dan Gambarnya Ragam hias pada gagang rencong. sumber Iqbal M. Umar 2013 Ornamen hias digunakan dalam senjata tradisional Aceh baik pada sarung senjatanya ataupun pada bagian gagang. Beberapa motif yang digunakan merupakan representasi dari corak flora dan bentuk geometris. Ragam hias arabik juga banyak digunakan mengingat budaya Islam di Aceh sangat kental. Biasanya, bebrapa motif diukir berulang pada beberapa bagian dengan memberkan pemisah untuk membuat corak lain. Corak ini membentuk ukiran dengan tekstur nyata walaupun kedalaman ukirnya halus. Ornamen hias ini memberikan kesan estetik dan elegan pada setiap senjata tradisional khas Aceh. Ragam hias pada gagang rencong Meupecok. sumber Iqbal M. Umar 2013 Detail ragam hias di rencong meupecok Kerajaan Aceh. Sumber Ragam hias pada Siwaih. Sumber Nah, demikian penjelasan tentang apa nama dan keunikan dari masing-masing senjata tradisional Aceh. Dari berbagai foto yang tercantum, terlihat bahwa ragam senjata yang menjadi corak masyarkat Aceh sangat unik dan dipenuhi dengan nilai filosofis. Semoga berbagai senjata tradisional ini tetap lestari, walaupun fungsi praktisnya telah banyak bergeser pada jaman sekarang ini. Selain senjata tradisional, jangan lupa juga pelajari tentang tarian tradisional asal Aceh, seperti Tari Seudati, Tari Bungong Jeumpa, Tari Saman dan Tari Ratoh Jaroe.
gambar senjata tradisional dari aceh